Selasa, 26 Juni 2012

PERSAINGAN INTERNET SERVICE PROVIDER (ISP) DI INDONESIA

Pemain utama ISP

ISP di Indonesia masih dikuasai beberapa pemain utama, terutama yang memiliki jaringan yang luas. Beberapa pemain utama pada bisnis ISP adalah Telkom, Indosat Mega Media (IM2), Excelcomindo, Broadband Multimedia dan lain-lain.

Telkom dengan beberapa produknya antara lain Telkomnet Instant (Dial Up), Speedy (ADSL), Astinet (Dedicated), Telkom Hotspot (wireless) dan Telkomnet Flexy (CDMA).  merupakan pemain terbesar ISP, dengan jaringan yang paling luas serta jumlah pelanggan yang terbesar.

Pemain utama lainnya yang juga besar adalah Indosat Multi Media (IM2), dengan beberapa produknya , yaitu Indosatnet (Dial Up), Internet Instan (Melalui I Phone), IM2 (Pay TV), IM2 Indosatnet (dedicated), IM2 Hotspot (wireless) dan Indosatnet Mobile (StarOne), Indosat Broadband 3,5G.

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
PT. Telkom awalnya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki hak eksklusif menyelenggarakan telekomunikasi di Indonesia. PT.Telkom mulai merambah bisnis ISP dengan produknya Telkomnet Instan.

Telkomnet Instan, adalah koneksi internet dial up melalui jaringan telepon tetap kabel milik PT. Telkom dengan kode akses 080989999. Seiring dengan berkembangnya bisnis seluler, PT. Telkom memperluas akses Telkomnet Instan melalui telepon tetap nirkabelnya yakni Flexi.

Dalam perkembangan selanjutnya, PT. Telkom meluncurkan layanan broadband yakni Telkom Speedy pada tahun 2005, Telkom Speedy disambungkan melalui saluran telepon tetap kabel yang telah dimodifikasi menjadi Multi Media Access (MMA).

Kiprah Telkom dalam bisnis koneksi internet sangat dominan setelah perusahaan ini meluncurkan Speedy menggunakan teknologi Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL).

Hal ini terjadi karena ADSL yang memiliki keunggulan yang sangat jauh dari koneksi lewat kabel lainnya yakni dial up ini melewati jaringan miliknya sendiri. Telkom memonopoli bisnis ADSL di Indonesia yang terus berkembang dan memiliki prospek sangat baik.

Selain ADSL, melalui Telkom Vision, PT. Telkom juga menjual koneksi internet bersama dengan layanan TV kabel. Layanan Telkom Vision ini baru ada di 3 kota yakni Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Di Jakarta layanan ini tersedia di sejumlah Restoran, hotel, apartemen dan gedung perkantoran.

Telkom juga terjun ke layanan mobile yakni diperuntukkan kepada para pelanggan Telkom Flexi (CDMA).

Besarnya potensi bisnis koneksi internet ini membuat Telkom berencana memperluas layanannya dengan mengembangkan wireless melaui pengembangan hot spot lebih jauh. Sampai saat ini jumlah hot spot Telkom telah mencapai ratusan.

Sebagai BUMN, kepemilikan saham PT. Telkom hingga 13 November 1995 dimiliki pemerintah 100 persen. Kemudian PT. Telkom melakukan initial public offering (IPO) juga pada bulan tersebut dan membuat komposisi kepemilikan menjadi  pemerintah  tinggal 80%. Melalui empat kali penjualan secara blok (block sale) dari saham-saham pemerintah pada PT. Telkom maka kepemilikan pemerintah turun menjadi 51,19 persen.

Indosat Mega Media (IM2)

Ketika industri ISP mulai berkembang pada tahun1996, PT. Indosat, BUMN yang berkecimpung dalam bisnis telekomunikasi mendirikan PT. Indosat Mega Media (Indosat M2) sebagai anak perusahaanya untuk masuk ke bisnis ISP di Indonesia.

Pada Desember 2002, Indosat M2 melakukan merger dengan Indosatcom dan mulai mengoperasikan B2B e-commerce, dan mendapatkan anak perusahaan baru, yaitu PT Mediagate Indonesia.

Pada tahun 2003, Indosat M2 memperluas layanan koneksi internetnya dengan membuka akses dial up dengan kode 080988001 yang bisa diakses dari 180 kota di Indonesia. Jumlah pelanggan dial up hingga tahun 2006 tercatat 27.027.

Pada tahun yang sama, Indosat M2 memperluas akses internetnya melalui jaringan seluler GSM dengan bekerjasama dengan Indosat (Mentari, Matrix, dan IM3). Saat ini, koneksi internet via seluler ini juga bisa diakses oleh pelangan CDMA yakni Fren.

Indosat juga melayani koneksi internet dedicated dengan jumlah pelanggan hingga tahun 2006 mencapai 1.199 meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 751 pelanggan.

Peluasan layanan juga dilakukan melalui kerjasama dengan Beyond The Network (BTN) untuk implementasi IP VPN berbasis MPLS (Multi Protocol Label Switching) sehingga bisa diakes di seluruh Asia Tenggara, China, Jepang, Australia, Eropa, dan Amerika Selatan.

Dengan kerjasama ini Indosat menjadi ISP Indonesia yang memiliki jangkauan yang paling luas. Jumlah pelanggan produk ini hingga tahun 2006 adalah 217 meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 170 pelanggan. Indosat juga menyediakan akses internet di daerah terpencil dengan teknologi DVB RCS melalui satelit sejak tahun 2005. Berkembangnya akses nirkabel juga ditanggapi oleh Indosat dengan menggelar hot spot di kota-kota besar dan menengah di Indonesia.


Lintasarta

Pada saat internet mulai digunakan untuk umum awal tahun 1996, Lintasarta menjadi salah satu pionir dengan menyediakan akses dial up yang saat itu sudah cukup maju yang dikenal dengan Internet Indonesia On-Line Access (IdOLA).

IdOLA bisa diakses di 11 kota besar di Indonesia yakni, Medan, Batam, Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Balikpapan. Jangkauan layanan ini pada waktu itu diangap sudah sangat baik.

Sebelum memasuki bisnis ISP, Lintasarta adalah perusahaan yang menyediakan jaringan telekomunikasi melalui frame relay, digital leased line maupun VSAT bagi sektor bisnis terutama perbankan dan asuransi yang didirikan pada tahun 1988.

Lintasarta sangat maju dalam bisnis layanan jaringan terutama untuk aplikasi on line dan real time yang sangat berkembang. Layanan koneksi internet Lintasarta yang kini dikembangkan adalah dedicated.

Lintasarta memanfaatkan keunggulannya dan pengalamannya dalam penyediaan jaringan. Produk dedicated Lintasarta dialirkan ke pelanggan melalui tiga salurah yang bisa dipilih yakni frame relay, DSL, dan VSAT.

Sementara itu, layanan dial up IdOLA karena tidak mampu bersaing semakin tertinggal dan saat ini di Jakarta saja jumlah pelanggan IdOLA hanya tinggal100.

Cyberindo Aditama (CBN)

CBN didirikan pada tahun 1995 memiliki 9 Point of Presence (POP) di beberapa kota yakni Jakarta, Bogor, Bandung, Bali and Samarinda.

Layanan CBN meliputi dial up dan broadband yang meliputi cable TV, DSL, dedicated, wireless, mobile, dan satelit. CBN menggelar layanan wiring, yakni dengan menyambung pelanggan khususnya di beberapa wilayah di Jakarta dengan kabel tembaga miliknya sendiri.

Biznet        

Biznet didirikan pada tahun 2000. Meskipun relative masih muda, namun penetrasi pelanggannya sangat baik. Hal ini ditempuh melalui terobosan Biznet membangun layanan Metro Ethernet yakni jaringan fiber optic di wilayah Jakarta.

Jaringan fiber optic Metro Ethernet ini tergelar di Kawasan Kuningan -Sudirman-Gatot Soebroto-Slipi- TB Simatupang-Pondok Indah, Jakarta. Dengan modal ini, Biznet diperkirakan mampu menangkap pelanggan dengan baik pada tahun-tahun mendatang.

Pada tahun 2007 ini, Biznet meluncurkan Fiber To The Home (FTTH) untuk memperluas pelanggannya ke pelanggan personal. Selama ini, mayoritas pelanggan yang disasar adalah kalangan korporasi.

Selain membuka peluang untuk berkembang, kepemilikannya atas jaringan fiber optic juga membuat Biznet bisa bertahan dari penurunan harga yang dilakukan Telkom pada produk Speedy-nya. Banyak pemain yang saat ini tengah mengalami tekanan akibat diskon besar-besaran Telkom Speedy ini.

Jumlah pelanggan dan pengguna internet meningkat pesat

Jumlah pelanggan internet di Indonesia mengalami perkembangan dalam 5  tahun terakhir. Pada tahun 2005 pertumbuhan jumlah pelanggan internet mencapai 38 persen dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.500.000, sementara pada tahun 2006 naik lebih tinggi yakni 67 persen dengan 2.500.000 pelanggan.

Peningkatan yang lebih tinggi ini terjadi karena terdorong oleh munculnya layanan broadband yang semakin luas dan kecenderungan harga yang semakin murah sehingga mampu menggairahkan industri ISP di Indonesia.

Dalam beberapa tahun mendatang, persaingan akan meningkat dan membuat harga internet cenderung turun. Hal ini akan membuat jumlah pelanggan internet terus meningkat.

Jumlah pengguna internet yang meningkat ini didorong oleh berkembangnya bisnis warung internet. Selain itu, semakin murahnya tarif akses internet pita lebar memungkinkan kantor-kantor membuka akses internet bagi para karyawannya dengan lebih leluasa.

Semakin bermacamnya akses memungkinkan penggunaan internet secara lebih luas sehingga membuat jumlah pengguna internet di Indonesia dalam periode tahun 2004 - 2007 terus meningkat.

Akses mobile internet melalui telepon seluler maupun Fixed Wireless Access juga membuka pasar baru pengguna internet melalui handphone. Dengan semakin murahnya perangkat handphone dengan kemampuan mengakses internet dan makin rendahnya tarif akses melalui mobile internet, maka akan mendorong jumlah pengguna internet lebih banyak lagi.

Telkom dengan TelkomNet instan-nya mendominasi pelayanan jasa akses internet. Pada tahun 2006 rata-rata pelanggan Telkom yang mengakses TelkomNet Instan mencapai 680.000, atau naik 36 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, waktu aksesnya mencapai 3,7 miliar menit atau naik 32 persen dari tahun sebelumnya.

Dalam tiga tahun terakhir pelanggan broadband Speedy telah meningkat pesat. Pada tahun 2007 jumlah pelanggan  telah mencapai 300 ribu padahal tahun 2006 masih sekitar100  ribu pelanggan.

Pertumbuhan pelanggan cable internet  juga meningkat pesat semenjak PT First Media meluncurkan akses  broadband internet melalui jaringan TV Cable-nya  yang dikenal dengan merk dagang Fast Net.

ISP berlomba menambah kapasitas untuk meningkatkan pelanggan

Penyelenggara jasa internet (ISP) berlomba-lomba menaikkan target jumlah pelanggan pada 2008, menyusul tingginya permintaan sambungan ke dunia maya itu. PT Telkom (Speedy) menargetkan kenaikan pelanggan sebanyak 500%, dan PT Indosat Mega Media (IM2) menargetkan kenaikan hampir 1.000%.

Speedy Telkom saat ini memiliki kapasitas pita lebar untuk 330 ribu pelanggan, dan akan ditingkatkan menjadi satu juta pelanggan. Selain menambah kapasitas broadband, Telkom juga memperhatikan masalah packaging untuk pelanggan. Tahun depan, Speedy akan mengeluarkan layanan prabayar, yang mirip sistem voucher pada telepon seluler.
Dengan dukungan bandwidth sebesar 3,6 gigabyte (GB), Telkom dapat menjaring tidak kurang dari satu juta pelanggan pada tahun depan. Jumlah ini melonjak lebih dari 400% dibanding target akhir 2007 yang hanya mencapai 212 ribu pelanggan.
Arah Telkom ke depan untuk internet adalah user minded (menggunakan sistem voucher) bukan subscriber minded yang harus dibatasi oleh jumlah komputer dan telepon yang tersedia. Telkom berencana akan mengeluarkan nilai nominal voucher layaknya ponsel, antara lain Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Untuk mendukung target tersebut,Telkom telah membeli layanan jaringan internet Asia America Gateway (AAG). Telkom amat serius meningkatkan kinerja Speedy, mengingat sumbangannya terhadap total pendapatan Telkom mencapai 8%.
Sementara itu, PT IM2 menargetkan, peningkatan pelanggan hampir 1000% pada 2008. Pada akhir tahun ini IM2 menargetkan pelanggan sebesar 25 ribu dan menjadi 200 ribu pelanggan pada tahun 2009.

Untuk mencapai target itu, IM2 akan menambah cakupan wilayah (coverage area) dari saat ini hanya di 10 kota besar menjadi 28 kota. Kota yang dituju IM2 adalah 16 ibu kota provinsi dan 12 kota besar.
Strategi IM2 mempeluas jaringan adalah dengan menggunakan jaringan Indosat. Meski sumbangan IM2 kepada pendapatan PT Indosat belum signifikan hingga saat ini, tetapi IM2 akan menjadi andalan pada tahun-tahun mendatang. Saat ini sumbangan IM2 masih di bawah 10% (single digit), namun tahun depan diharapkan dapat mencapai double digit.

Jumlah pelanggan Telkom pada tahun 2006 mencapai mencapai 893.200 terdiri dari 680.000 pelanggan dial up, 120.000 pelanggan cable internet, dan 93.200 pelanggan ADSL. Jumlah ini belum termasuk pelanggan melalui mobile (CDMA) Telkom Flexi.

Jumlah pelanggan Indosat M2 mencapai 28.443 terdiri dari dial up sebanyak 27.027, dedicated sebanyak 1.199, dan 217 pelanggan VPN. Jumlah pelanggan pada tahun 2007 lebih besar mengingat kini Indosat M2 menggelar layanan mobile internet bekerj

Pemain yang lebih kecil seperti Pacific memiliki 5.000 langganan. Komposisi pelanggannya adalah 3.000 pelanggan korporasi dan 2.000 pelanggan personal. ..........................

1 komentar:

  1. di tahun 2015 harus serba cepat dengan fo ftth mnc play media menjawab kebutuhan warga bandung http://homecablebandung.blogspot.com

    makasih gan

    BalasHapus